SELURUH ELEMEN MASYARAKAT HARUS TURUT AKTIF MENANGANI PERSOALAN SAMPAH

Jan 14, 2025 - 15:39
 0  40
SELURUH ELEMEN MASYARAKAT HARUS TURUT AKTIF MENANGANI PERSOALAN SAMPAH
Edi Rismawan, S.Si. Pejabat Fungsional Penata Kelola Penyehatan Lingkungan Ahli Muda. Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Pasuruan.

Persoalan sampah baik di perkotaan maupun daerah, seolah menjadi masalah yang tak kunjung usai. Pertumbuhan masyarakat yang kian pesat, membuat produksi sampah turut meningkat tajam dan sulit ditangani. Kepedulian segenap elemen masyarakat tampaknya mutlak dibutuhkan, untuk dapat menyelesaikan persoalan sampah yang begitu kompleks.

Lalu apa sebenarnya faktor yang menyebabkan permasalahan sampah tak kunjung usai? Dan bagaimana pula cara efektif untuk menanggulangi permasalahan sampah? Guna menjawab pertanyaan tersebut Majalah PEDULI telah berbincang bersama Edi Rismawan, S.Si. selaku Pejabat Fungsional Penata Kelola Penyehatan Lingkungan Ahli Muda. Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Pasuruan. Berikut transkrip selengkapnya.

Secara umum apa faktor yang menyebabkan masalah sampah menjadi sulit ditangani?

Berbicara soal penanganan masalah sampah, semua pihak sepatutnya harus berperan  aktif mulai dari pemerintah, Lembaga aktivis lingkungan, tokoh masyarakat, serta seluruh instansi dan lembaga yang ada di masyarakat. Tidak mungkin persoalan sampah ini dapat diselesaikan, oleh pemerintah atau satu pihak saja.

Ketika seluruh elemen masyarakat turut berperan dan bersinergi, maka di situ kita tinggal memilih cara dan teknis yang paling efektif untuk menangani sampah. Hanya saja sejauh ini tampaknya masih banyak dari kita yang abai, dan kurang peduli tentang penanganan sampah ini. ini yang menjadi faktor utama masalah sampah jadi berkepanjangan dan tak kunjung selesai.

Berkenaan dengan teknis, bagaimana cara mengelola sampah yang baik dan efektif?

Cara yang paling efektif dan efisien dalam mengelola sampah, ialah dengan semaksimal mungkin sampah-sampah itu dipilah dari rumah sebelum akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jadi sampah yang memiliki nilai ekonomis seperti plastik, logam, sisa bahan makanan atau dedaunan yang bisa diolah jadi kompos dan sebagainya, dikumpulkan dan dimanfaatkan kembali. Sehingga sisa sampah yang dibuang ke tempat pembuangan jumlahnya sangat  minim.

Dengan jumlah residu sampah yang minim, akan sangat membantu meringankan pihak penyedia lahan penampungan akhir. Berbeda dengan sampah yang dibuang asal-asalan, tanpa dipilah terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan penumpukan sampah di TPA dan menyebabkan berbagai masalah lingkungan yang lain.

Mohon penjelasan lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah dan sampah?

Dalam skala kecil dan relatif mudah, sampah rumah tangga bisa dipilah terlebih dahulu antara yang organik dan non-organik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos misalnya, sedangkan sampah non-organik tinggal disortir dan dijual.

Namun untuk skala lebih lanjut, masyarakat dapat membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang aktif mengelola sampah. Setelah kelompok swadaya terbentuk dan terstruktur, masyarakat dapat mengelola sampah dengan lebih maksimal menggunakan peralatan yang memadai. Untuk sampah plastik misalnya, dapat diolah menggunakan mesin pencacah, untuk selanjutnya dijual sebagai bahan produk plastik daur ulang.

Pesan Bapak kepada masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sampah?

Pesan saya mari kita semua bahu-membahu dan bersinergi, untuk membereskan persoalan sampah. Kita gunakan segenap potensi yang kita miliki, untuk sebisa mungkin memanfaatkan sampah di sekitar kita sebelum akhirnya dibuang sebagai residu.

Jika pengelolaan sampah ini diterapkan dan di-manage dengan baik, kegiatan ini sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Selain itu dampaknya terhadap kebersihan lingkungan juga tidak main-main. Apa lagi jika pengelolaan sampah didukung dengan teknologi yang mumpuni, tentu hasilnya akan luar biasa bagus. Ini yang sudah diterapkan di beberapa daerah seperti Banyumas, yang kini bahkan menjadi percontohan pengelolaan sampah se-Asia Tenggara.

 

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow