POHON SAHABI SAKSI PERTEMUAN RASULULLAH DENGAN PENDETA NASRANI
Tiga pakar tafsir dan sejarah, Ibn Hisham, Ibn Sa&singlequote;d al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari, menceritakan kisah pendeta Buhaira yang bertemu dengan Nabi Muhammad kecil. Saat itu usia Nabi Muhammad sekitar 9 atau 12 tahun. Nabi Muhammad sedang bersama pamannya, Abu Thalib, dan rombongan pedagang Quraisy dalam perjalanan untuk berdagang ke negara Syam.
Dalam perjalanan, rombongan bertemu dengan Buhaira. Buhaira kemudian mengajak rombongan tersebut beristirahat sejenak di bawah pohon besar nan rindang. Sebelumnya memang Buhaira sudah merasakan firasat akan bertemu dengan seorang nabi terakhir.
Diperhatikannya masing-masing tamu. Namun tak satupun di antara mereka yang memiliki tanda-tanda mukjizat. Ternyata masih ada satu anggota rombongan yang tidak ikut masuk ke tempat Bahira. Nabi Muhammad kecil diminta menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.
Buhaira melihat ranting-ranting pohon menunduk berusaha menutupi Nabi Muhammad dari terik panas matahari. Di samping itu, awan juga selalu memayungi Nabi Muhammad dari terik sinar matahari selama perjalanan.
Buhaira pun memberitahu Abu Thalib bahwa ada tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meski pohon ini berada di tengah gurun pasir yang sangat panas, pohon Sahabi tetap berdiri kokoh dengan dedaunan lebat berwarna hijau. Hal ini adalah bentuk keberkahan Nabi Muhammad dan masih kokoh hingga saat ini.
Pohon yang terletak di wilayah Safawi Provinsi Zarqa inilah yang diyakini sebagai saksi pertemuan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Pendeta Buhaira. Pohon ini disebut &singlequote;The Only Living Sahabi&singlequote; yang berarti sahabat nabi yang masih hidup hingga saat ini.






