MENELADANI KESEDERHAAN POLA MAKAN ALA RASULULLAH ﷺ
Hujjatul-Islam Imam al-Ghazali menyebutkan dalam kitab "Arbain fi Ushuluddin" bahwa kunci kebahagiaan hidup adalah dengan mengikuti sunnah, cara hidup, dan petunjuk dari Rasulullah ﷺ, bahkan dalam hal makan minum.
Dalam hal ini, para orang tua dan pendidik seharusnya mencontohkan dan mengajarkan pola hidup dan makan minum yang sederhana. Yang terpenting memenuhi unsur kesehatan dan gizi, bukan gaya hidup yang mewah atau di tempat yang mewah. Para orang tua kita sejak dahulu kala mencontohkan kita menkonsumsi makanan yang ala kadarnya dan yang alami dari hasil panen sendiri—jauh dari makanan instan yang mengandung 4 P, yaitu pengawet, pemanis buatan, penyedap rasa buatan, dan pewarna buatan, karena bahan-bahan tersebut berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan penyakit.
Dalam beberapa decade ini, kita sudah terpengaruh oleh iklan-iklan makanan dan minuman yang seolah produk dalam iklan tersebut merupakan makanan dan minuman yang baik untuk kita konsumsi, padahal makanan yang telah dicontohkan Rasulullah ﷺ adalah makanan alami, yang juga telah dijalani orang-orang tua kita sejak dahulu kala.
Bukan hanya menu makanannya, tapi juga gaya hidup dan pola makannya. Rasulullah ﷺ hidup dalam pola makan yang sederhana. Sering kali baginda hanya makan kurma, roti kasar, dan air putih.
“Rasulullah ﷺ tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang dalam jamuan tamu.” (HR. Imam Tirmidzi).
Sebuah hadis yang terkenal dalam hal ini, Rasulullah ﷺ bersabda, “Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah betul-betul lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kekenyangan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis inilah yang mendasari para pakar kesehatan eropa dalam meneladani hidup sehat ala Rasulullah ﷺ dan para sahabat—yang membuat mereka jarang sakit berat yang membutuhkan perawatan dokter rumah sakit.


