MENYAMBUT TAHUN BARU SECARA ISLAMI
Tahun baru adalah momen tahunan yang biasanya diperingati oleh masyarakat dengan cara yang meriah, penuh dengan sukacita, bahkan terkadang juga berfoya-foya serta berlebih-lebihan, baik dalam hal melakukan pesta maupun menghambur-hamburkan uang.
Bagi umat Islam, tentu tidak sepatunya untuk ikut larut dalam euforia perayaan tahun baru dengan tanpa mengindahkan rambu-rambu dan aturan dalam syariat Islam. Artinya umat Islam dipersilakan untuk ikut merayakan tahun baru, namun dengan syarat tetap memperhatikan aturan-aturan dan adab-adab dalam agama Islam.
Sebab faktanya, perayaan tahun baru yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia bermacam-macam, baik model, cara, dan kesesuaiannya dengan syariat Islam. Pertama, adalah perayaan yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti berpesta campur-baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, atau pesta disertai minum minuman keras, atau menghambur-hamburkan uang tanpa guna. Dalam perayaan tipe ini, tentu umat Islam wajib menjauhinya, karena jelas perayaan itu berbentuk kemaksiatan dan bertentangan dengan syariat Islam.
Kedua, adalah perayaan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, namun di dalamnya tidak mengandung manfaat yang berarti; hanya sekadar bersenang-senang dan hiburan belaka, seperti lomba makan kerupuk, lomba kelereng, jalan santai, dan hal-hal yang semacamnya. Dalam perayaan jenis ini, umat Islam tidak dilarang ikut terlibat di dalamnya, akan tetapi sebaiknya mereka mendesain acara itu secara lebih bermanfaat dan lebih Islami.
Ketiga, adalah perayaan tahun baru yang memang dikonsep secara Islami dan bermanfaat, baik bentuk acaranya maupun isi acaranya, seperti perayaan tahun baru diisi dengan mauidhah husna, pengajian umum, membaca al-Quran bersama, memperlombakan hafalan al-Quran atau ilmu-ilmu syariat, dan hal-hal bermanfaat yang lain. Dalam perayaan tahun baru jenis ini, tentu umat Islam dianjurkan –bukan hanya diperbolehkan– untuk mengikuti dan memeriahkannya.
Kenapa umat Islam dianjurkan menyemarakkan dan mengikutinya? Karena peringatan tahun baru yang masuk dalam kategori ketiga itu senafas dengan ajaran Islam, dan manfaatnya sangat jelas bagi siapapun yang berpartisipasi di dalamnya, yakni bisa mendapatkan tambahan ilmu, tambahan pahala, serta bisa lebih menyemarakkan dan memasyarakatkan syiar-syiar Islam.
Dalam sebuah hadis dikisahkan, bahwa Baginda Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam memeringati hari kelahiran beliau dengan puasa setiap hari Senin. Dikisahkan pula bahwa para sahabat Nabi pernah berkumpul bersama di dalam masjid dan melakukan zikir bersama dalam rangka bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas dihadirkannya Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka, menunjukkan dan membimbing mereka pada Islam. Dan ternyata, Nabi sendiri sangat senang dengan apa yang dilakukan para sahabat beliau itu, dan mengabarkan bahwa para malaikat takjub dengan apa yang dilakukan oleh para sahabat beliau itu.


