BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA LEBIH UTAMA DARIPADA HAJI DAN JIHAD
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya mencapai usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra: 23)
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisa&singlequote; Ayat 36)
An-Nashâih ad-Dîniyyah wal-Washâyâ al-Imâniyyah karya al-Imam al-Arif Billah Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad al-Hadrami asy-Syafii.
Setelah mengabdi kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya, berbakti kepada kedua orang tua merupakan suatu keniscayaan yang harus dilakukan oleh setiap anak, guna membalas segala kebaikan dan kasih sayang mereka. Kedudukan berbakti kepada kedua orang tua ini sangatlah tinggi dan besar. Diantaranya:
Disandingkan dengan perintah menyembah Allah Ta’ala
Allah SWT menyandingkan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua setelah kewajiban menyembah-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra ayat 23 dan QS. An Nisa ayat 36 di atas.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang sangat dicintai Allah Ta’ala. Diriwayatkan dalam suatu hadis, Ibnu Mas’ud bertanya kepada Nabi, “Amal apa yang paling dicintai Allah ‘Azza wa Jalla?”. Nabi bersabda: “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Nabi menjawab: “Lalu birrul walidain (berbakti kepada orang tua)”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Nabi menjawab: “Jihad fi sabilillah”. Demikian yang beliau katakan, andai aku bertanya lagi, nampaknya beliau akan menambahkan lagi (HR. Bukhari dan Muslim).
Merupakan jihad yang lebih utama
Diriwayatkan Rasulullah bertanya pada seorang lelaki, “Apakah orang tuamu masih hidup?”. Lelaki tadi menjawab: “Iya”. Nabi bersabda: “Kalau begitu datangilah keduanya dan berjihadlah dengan berbakti kepada mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan disebutkan lebih utama daripada Haji, Umrah, Jihad fi-sabilillah.
Tempat mendapatkan ridha Allah SWT dan sebagai kunci masuk surga
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung pada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung pada kemurkaan orang tua.” Rasulullah juga bersabda, “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (HR. Tirmidzi).
Menyakitinya merupakan dosa besar
Rasulullah bersabda : “dosa-dosa besar yang paling besar adalah: syirik kepada Allah Ta’ala, membunuh, durhaka kepada orang tua, dan perkataan dusta atau sumpah palsu.” (HR. Bukhari). Dalam hadis lain Rasulullah pun bersabda : “Maukah aku kabarkan kepada kalian mengenai dosa-dosa besar yang paling besar? Beliau bertanya ini 3x. Para sahabat mengatakan : tentu wahai Rasulullah. Nabi bersabda : syirik kepada Allah Ta’ala dan durhaka kepada orang tua.” (HR. Bukhari)
(Jeki | Peduli)


