KEINDAHAN BERSAHABAT KARENA ALLAH HINGGA DI SURGA

Jul 25, 2024 - 16:51
Jul 27, 2024 - 16:42
 0  10
KEINDAHAN BERSAHABAT KARENA ALLAH HINGGA DI SURGA

 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ.

وَقال رسول الله ﷺ: إن الله تعالى يقول يوم القيامة: أين المتحابون بجلالي؟ اليوم أظلهم في ظلي يوم لا ظل إلا ظلي. رواه مسلم.

 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman; 'Kecintaan-Ku pasti untuk siapa saja yang saling mencintai karena-Ku. Siapa saja yang bermajlis karena-Ku, dan saling mengunjungi karena-Ku, saling berkorban karena-Ku'."

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala berfirman di hari Kiamat: “Di manakah orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku?, hari ini Kunaungi mereka di bawah naungan-Ku, di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku”. [HR. Muslim]

An-Nashâih ad-Dîniyyah wal-Washâyâ al-Imâniyyah karya al-Imam al-Haddad.

 

Al-Imam al-Haddad mengawali pembahasan “ash-Shuhbah” dengan menyampaikan begitu pentingnya persahabatan ini dengan didasari pondasi yang kuat, yaitu cinta yang benar dan tulus. Ketika dua pondasi ini didasari tujuan karena Allah subhanahu wata’ala, maka pahalanya sangat besar dan indah di dunia hingga di akhirat. 

Tapi tidak serta merta semua pertemanan dianggap persahabatan, dan juga tidak sempit dalam hubungan yang sejajar. Sebagaimana disampaikan oleh Buya Yahya, yang disebut sahabat maknanya luas, bisa teman kerja, guru yang mengajar kita, jalinan suami-istri, termasuk diantaranya adalah anggota dalam sebuah lembaga atau paguyuban.

Maka disaat hubungan kawan dengan kawan, guru dengan murid, suami dengan istri atau keanggotaan dalam sebuah lembaga, jika di dalamnya tidak terdapat makna saling memberi dan saling menerima teguran positif, maka sungguh jalinan itu bukan jalinan yang dirajut karena Allah subhanahu wata’ala. 

Untuk menciptakan keindahan bersahabat karena Allah subhanahu wata’ala disini dibutuhkan dua hal. Pertama: ghirah, yaitu rasa mencitai sahabatnya dan rasa tidak rela jika sahabatnya terjerumus. Maknanya adalah agar kita senantiasa merasa tidak rela jika sahabat kita berbuat maksiat dan dimurkai oleh Allah subhanahu wata’ala seperti halnya ia tidak rela jika dirinya di murkai oleh Allah subhanahu wata’ala. Kedua:  lapang dada, dengan menghadirkan penghargaan kepada saudara kita yang telah menegur dan mengingatkan kita dengan menginsyafi betapa berharganya teguran itu. 

Seorang sahabat amat besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter, sikap, akhlak, dan keimanan. Itulah yang dimaksud Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk umat beliau melalui sabdanya “Seseorang itu akan mudah terbawa kepada agama sahabatnya, maka jika ingin melihat iman dan akhlaq seseorang lihatlah siapa yang menjadi teman dalam hidupnya!”  

(Jeki/Peduli)

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow