ANAK PENJUAL NASI BUNGKUS YANG GEMAR SENI HADRAH
Kesuksesan setiap orang tidak akan lepas dari proses dan perjuangan. Mereka meraih keberhasilan hidup atas kerja keras dan dukungan keluarga. Seperti halnya Muhammad Naufal, santri Pondok Pesantren Sidogiri ini sukses dalam seni hadrah dan meraih penghargaan dalam evaluasi anggota dufuf yang dibawah naungan ISS (Ikatan santri Sidogiri).
“Saya berharap dengan seni hadrah ini, kami bisa menjadi penerus perjuangan para ulama dan masyayikh Sidogiri, mengenalkan akhlak-akhlak terpuji Rasulullah dengan berbagai kreativitas di dalamnya. Semoga kedepan, saya bisa memperoleh ilmu yang manfaat dan berkah untuk masyarakat dimanapun saya berada, salah satunya dengan media hadrah ini.” Ucapnya kepada PEDULI.
Sosok ini terlahir bukan dari orang tua kaya raya. Dia berasal dari keluarga sederhana yang hidup apa adanya. Ibunya hanya ibu rumah tangga, yang setiap hari selalu mendoakan untuk kesuksesan sang anak nantinya ketika sudah boyong dari PPS. Ibu Rahmawati dan bapak Saiful Bahri selalu mensuport kegiatan Naufal, termasuk kebutuhan finansialnya ketika ada di pondok, selalu dicukupi.
Akan tetapi saat akhir tahun pelajaran ketika Naufal duduk di bangku kelas 2 MMU-Tsanawiyah, sang ibu terpaksa menjadi penjual nasi bungkus lantaran ekonomi mulai menurun. Hal itu juga yang membuat Naufal hampir berhenti dari pesantren.
Berkat arahan dan bimbingan Kepala Daerah (asrama)nya kala itu dan mengajukan Naufal agar dijadikan anak asuh, membuatnya tidak jadi berhenti dari pesantren. Saat ini, Naufal tengah menjalani pendidikan di tingkat MMU Aliyah Pondok Pesantren Sidogiri.


