DARI WAKATOBI UNTUK SIDOGIRI

Sebagai alumni Pondok Pesantren Sidogiri (PPS), Bpk. Nur Kholis sangat senang sekali saat mengetahui peran LAZ Sidogiri dalam membantu pembiayaan pendidikan anak-anak yatim dan dhuafa, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sosial-keagamaan lainnya, maka tanpa pikir panjang, bpk. Nur Kholis segera bergabung sebagai donatur LAZ Sidogiri. Walau berdomisili di tempat yang jauh dari Sidogiri, yaitu di kel. Waha, kec. Tomia, kab. Wakatobi Sulawesi Tenggara, beliau antusias menyumbangkan sebagian rezekinya serta ide-idenya untuk kemajuan pendidikan dan kemakmuran masyarakat prasejahtera melalui LAZ Sidogiri.
“Motivasi saya bergabung sebagai donatur LAZ Sidogiri adalah bahwa rezeki yang kita miliki tidak sepenuhnya hak kita, maka sudah seharusnya kita berbagi dengan sesama, lebih-lebih untuk anak-anak yatim dan kaum dhuafa, serta untuk menyiarkan dan menyemarakkan kegiatan-kegiatan sosial-keagamaan.” Jawaban cerdasnya saat ditanya PEDULI.
Ayah dari Nahlatul Aini, Nailatul Izza, dan Ahmad Noval Alif Hafidz—yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, penyuluh agama islam kementerian agama kab. Wakatobi ini mendukung transparansi dan komitmen LAZ Sidogiri dalam mengelola Infaq dan zakat guna membantu program pemerintah dalam mewujudkan kemakmuran dan mencerdaskan anak-anak bangsa.
Sebagai alumni PPS yang mengenyam pendidikan Sidogiri dari tahun 1998-2004 ini berharap ke depan Sidogiri bisa melebarkan sayap dakwahnya ke daerah-daerah pelosok di Sulawesi, mengingat di sana masih sangat minim da’i maupun lembaga pendidikan agama yang berbasis pesantren.
“Semoga LAZ Sidogiri melebarkan sayap juangnya ke luar pulau jawa khususnya di daerah Sulawesi. Kiranya LAZ Sidogiri membuka cabang di sini hingga menjangkau kami alumni yang tinggal di pelosok-pelosok negeri. Syukur-syukur kalau bisa berdiri pesantren salaf yang berafiliasi ke Pondok Pesantren Sidogiri.” Harapnya.






