MENELADANI RASULULLAH DALAM MEMPERLAKUKAN ISTRI

Jan 15, 2025 - 14:46
Jan 18, 2025 - 14:59
 0  29
MENELADANI RASULULLAH DALAM MEMPERLAKUKAN ISTRI

Dalam membina rumah tangga bersama para istrinya, Rasulullah menekankan kasih sayang, keromantisan, dan kemesraan—sebagaimana diriwayatkan dari Sayidah Aisyah, bahwa Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR At-Tirmidzi) 

Teladan Rasulullah dalam memperlakukan para istrinya bermula dari hal sederhana namun bertabur pesan cinta. Diantaranya: pertama, membantu pekerjaan rumah tangga. Sejatinya Pekerjaan rumah bukanlah tugas istri, tetapi merupakan kemuliaan bagi istri yang telah menunaikannya dengan baik —sebagaimana dicontohkan oleh para istri Rasulullah dan putri Rasulullah dalam melayani sang suami. Hal ini mengingat beban tugas sang suami sangatlah berat, mencari nafkah maupun berjuang fisabilillah.  

Seorang sahabat pernah bertanya kepada Sayidah Aisyah. 

“‘Apakah yang Rasulullah lakukan ketika berada di rumah bersama istrinya?’ Sayidah Aisyah menjawab, ‘Rasulullah biasa membantu pekerjaan rumah tangganya.” (HR. Bukhari).

Pekerjaan rumah tangga ini bukanlah hal yang ringan, melainkan butuh kesabaran dan konsistensi, maka dari itu akan sangat meringankan beban istri manakala sang suami mau melakukannya bersama-sama. 

Kedua, Jangan pernah melakukan tindak kekerasan. Wanita adalah pribadi yang butuh kelembutan dan kasih sayang. Sayidah Aisyah  pernah berkata,”Suamiku tidak pernah memukul istrinya meskipun hanya sekali.” (HR. Nasa’i). 

Ketiga, mengungkapkan kata mesra.

Dalam suatu riwayat Imam Muslim, bahwa Rasulullah  bersabda, “Aku diberi rezeki berupa rasa cinta kepada istriku” (HR Muslim).

Untaian kata mesra ini bukanlah kegombalan, walau pun sang istri lazimnya juga senang digombali. 

Kemesraan Rasulullah dengan istri tidak hanya ditunjukkan dengan sikap romantis, tetapi juga diekspresikan dengan ungkapan verbal. Seperti halnya Rasulullah memberikan panggilan khusus kepada Sayidah Aisyah. Baginda memanggilnya dengan panggilan 'humaira', artinya pipi yang indah kemerah-merahan. Memang kulit pipi Sayidah Aisyah yang putih terlihat kemerahan saat tertimpa sinar matahari. Selain itu, Rasulullah juga memanggilnya dengan panggilnya 'Aisy’ —yang dalam budaya Arab, pemenggalan huruf terakhir dari nama menunjukkan tanda sayang.

Keempat, senantiasa menghiburnya ketika bersedih. Saat istri gundah, hendaknya sang suami menghiburnya, dengan caranya masing-masing, hingga istri merasa terhibur dan bahagia. 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda “Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis.” (HR. Nasa’i).

(Jeki/Peduli)

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow