KEAJAIBAN RASULULLAH ﷺ YANG LAHIR YATIM
Sejak masa sebelum lahir dan setelahnya, masa kecil Nabi Muhammad ﷺ yang yatim sejak dalam kandungan Ibundanya, sudah diliputi banyak irhasat (keajaiban-keajaiban). Sejak sebelum dilahirkan pada tanggal 22 April 570 M, nama Nabi Muhammad ﷺ sudah diperoleh dari mimpi sang ibunda, Aminah binti Wahab dan bahwa ia akan melahirkan pemimpin umat.
Disamping itu, Sang Ibunda pada saat mengandung tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya. Saat dilahirkan dari rahim mulia sang Ibunda, memancar cahaya yang menerangi istana negeri Syam.
Kemuliaan lainnya, baginda dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, serta tali pusar sudah putus.
Keajaiban lainnya, Raja Khosrau (Kekaisaran Sassania dari Persia) dan para pendeta Majusi bermimpi yang menakutkan dan dinding istana Raja Khosrau tiba-tiba retak dan empat belas menaranya runtuh. Padamnya api yang disembah penganut agama majusi, robohnya gereja-gereja di sekitar Romawi yang sebelum ini penuh sesak dengan para pengunjung, danau dan sawah mengering, sebagaimana dikisahkan dalam riwayat al-Baihaqi.
Sang Kakek, Abdul Muthalib juga menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka'bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad ﷺ. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka'bah berbicara, "Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini.
Selama dalam perawatan Halimah binti Abi-Dhua'ib, masa kecil Nabi Muhammad ﷺ hidup nomaden bersama Bani Sa'd di gurun Arab selama empat tahun. Ajaibnya, ternak kambing Halimah menjadi gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah, bahkan terasa berkah semua yang ada disekitarnya.
Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
Ketika Nabi Muhammad ﷺ berusia empat tahun, ia pernah dibedah perutnya oleh dua sosok malaikat berbaju putih yang membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju." Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Nabi Muhammad ﷺ menjalani peristiwa Isra’.
~Sumber: Ibnu Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 293, dll.


