YATIM PIATU YANG SUKSES JUARA SATU

Aditya Ruslan, Anak Asuh LAZ Sidogiri di Darul Aitam Sidogiri (DAS) Surabaya
Santri DAS kelahiran Nabire, 25 Mei 2011 itu, ditinggal wafat oleh ayah handa tercintanya saat berusia 3 tahun, sehingga di usia yang sekecil itu dia sudah menyandang status yatim. Setelah ditinggal wafat ayahnya, dia tinggal bersama ibu dan kakaknya dengan tanpa kasih sayang seorang ayah, almarhum Bapak Ruslan.
Pada awal tahun 2020, suami dari kakaknya Aditya menyarankan agar Aditya dipondokkan di pesantren, mula-mula ibu Aiba menyarankan agar dipondokkan di daerah Papua saja, namun seorang dai Pondok Pesantren Sidogiri yang menyarankan mondok di Darul Aitam Sidogiri Surabaya. DAS merupakan lembaga pendidikan khusus anak yatim berbasis pesantren yang mana semua kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak yatim di DAS Surabaya ditanggung sepenuhnya oleh DAS Surabaya atas kerja sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Sidogiri. Atas saran itulah akhirnya Aditya Ruslan didaftarkan oleh kakak iparya ke DAS Surabaya.
Setiba di DAS Surabaya, Aditya yang terbiasa hidup menyendiri, kini mempunyai banyak teman dan tidak merasa kesepian lagi. Ia bisa bersenda gurau dan bermain bersama teman-teman barunya.
Berkat arahan serta didikan para ustadz dan pengurus DAS, Aditya bisa berprestasi, ia berhasil meraih Juara ke 1 Lomba Baca Kitab Fathul Qorib antar madrasah yang dilaksanakan di salah satu madrasah diniyah yang ada di Surabaya.
Aditya tergolong anak yang cerdas, ia juga sudah terbiasa hidup mandiri di pesantren, tapi nasib telah merenggut kebahagiaannya, pada Bulan Syawal 1444 Hijriyah, sang ibu, Aibah, pergi untuk selamanya menghadap Sang Pencipta. Sehingga pada usia 12 tahun Aditya Ruslan sudah menjadi yatim piatu.
Namun kendati demikian, Aditya tetap kembali ke DAS Surabaya setelah 10 hari dari pemakaman sang ibu, karena dia ingin mengejar cita-citanya yakni menjadi ustadz dan pendakwah di daerah Papua, serta ingin mengharumkan tempat kelahirannya dengan prestasi dan ilmu-ilmu yang didapat selama di DAS.
Aditya juga bilang bahwa ia ingin melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Sidogiri kelak ketika sudah lulus dari DAS Surabaya, karena ingin lebih mendalami ilmu agama.






