KH SHOLEH DARAT ULAMA NUSANTARA YANG MENGAJAR DI MEKKAH

KH Sholeh Darat merupakan ulama besar yang lahir di Jepara pada tahun 1820. Ia merupakan ulama yang diriwayatkan menjadi guru KH Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) dan KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah). KH Sholeh Darat juga menjadi salah satu ulama yang mendapat izin atau lisensi untuk mengajar di Mekkah.
Lahir dengan nama Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani di Desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara pada tahun 1820. Ayahnya yang Kiai Umar merupakan seorang pejuang kemerdekaan dan orang kepercayaan Pangeran Diponegoro di pesisir utara Jawa Tengah.
Dalam perjalanan menuntut ilmu, KH Sholeh Darat berguru kepada banyak ulama di Nusantara. Yang istimewa beliau berguru kepada Sayid Ahmad Bafaqih Ba’alawi, Semarang dengan mempelajari kitab Minhaj al-Abidin karya Imam Al-Ghazali dan kitab Jauhar al-Tauhid karya Syekh Ibrahim al-Laqqani yang kemudian beliau syarahi dengan judul "Sabil al-'Abid" hingga mencapai 393 halaman.
Kemudian KH Sholeh Darat melanjutkan ke Mekkah, berguru kepada Syekh Muhammad al Muqri, Syekh Ahmad Nahrawi, Sulaiman Hasbullah al-Makki, dan Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan, hingga kemudian terpilih menjadi salah satu pengajar di Mekkah.
Sekembalinya di Tanah Air, KH Sholeh Darat kemudian mendirikan pesantren di Darat, Semarang pada tahun 1870-an hingga beliau meninggal dunia pada tahun 1903 di Semarang.
Kiai Mahfudz Tremas mencantumkan nama Kiai Shaleh Darat dalam kitabnya "Kifayah al-Mustafid Lima ‘Ala minal-Anasanid " yang menyebutkan bahwa Kiai Mahfudz belajar kepada Mbah Shaleh Darat mengkhatamkan kitab "Tafsir al-Jalalyn" dua kali, Syarah al-Syarqawi tentang kitab "al-Hikam Ibnu Athaillah as-Sakadari” yang juga sempat beliau terjemah kitab matannya, kitab "Wasilah al-Thallab" dan "Syarah al-Maridini", tentang ilmu falak atau astronomi.
~Sumber: Kifayah al-Mustafid Lima ‘Ala minal-Anasanid, karya Syekh Mahfudz at-Tarmasy






