PENGARUH REZEKI YANG TIDAK HALAL KEPADA ANAK-ANAK

Jul 25, 2024 - 17:01
Jul 27, 2024 - 16:40
 0  13
PENGARUH REZEKI YANG TIDAK HALAL KEPADA ANAK-ANAK

Sungguh sangat penting dalam kehidupan berkeluarga, khususnya dalam mencetak generasi yang salih-saliha di masa depan, yaitu menafkahi mereka dengan rezeki yang halal. 

Fokus pendidikan tidak serta merta pada pendidikan kognitif saja -yang lebih mengutamakan proses belajar daripada hasilnya. Sementara hasil dari sebuah proses pendidikan sangat ditentukan oleh asupan rezeki yang halal. Karena sebaliknya, dengan rezeki yang tidak halal akan menyebabkan banyak efek negatif di kemudian hari. 

Rasulullah bersabda, “Barang siapa memperoleh harta dengan cara dosa, lalu ia menggunakannya untuk menjalin silaturahmi, bersedekah, atau kepentingan di jalan Allah, niscaya Dia akan menghimpun semua hartanya itu lalu melemparkannya ke dalam neraka” (HR. Abu Dawud) 

Dengan demikian, perlu diketahui oleh para orang tua, bahwa halal-haramnya makanan yang masuk ke tubuh anak-anak dan keluarga kita akan berpengaruh terhadap hubungan kesalehan mereka dengan Allah Subhanahu wata’ala, dan dengan lingkungan di sekitarnya. Dengan sesama keluarga hingga dengan teman-teman bergaulnya. 

Banyak pengaruh negatif terhadap anak-anak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi rezeki yang tidak halal, diantaranya; Pertama, seperti yang sampaikan oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulum al-Din, bahwa energi tubuh yang lahir dari makanan haram cenderung melakukan maksiat. Sahabat Sahl radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mau” (al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, jilid 2, hal. 91).

Kedua, seperti yang pernah dikeluhkan oleh Imam Syafi’i di masa belajarnya, yang pernah mengalami kesulitan kesulitan dalam menghafal ilmu. Kata Imam as-Syafi’i, ”Aku mengeluhkan buruknya hafalanku kepada Imam Waki‘. Beliau menyarankan kepadaku untuk meninggalkan maksiat. Dan beliau berkata, ketahuilah ilmu ialah cahaya. Sedangkan cahaya Allah tak diberikan kepada ahli maksiat.” Walau as-Syafi‘i tidak menyebutkan sulitnya menerima ilmu akibat makan makanan yang tidak halal, tetapi dapat dipahami bahwa makan makanan tidak halal itu termasuk perbuatan maksiat.

Ketiga, rezeki tidak halal, kemaksiatan, dan perbuatan dosa secara umum juga berdampak pada malasnya beribadah, sebagaimana yang pernah dirasakan oleh Imam Sufyan al-Tsauri, “Aku terhalang menunaikan qiyamullail selama lima bulan karena satu dosa yang telah aku perbuat.” (Abu Nu‘aim, Hilyatul Auliya, [Beirut: Darl KItab], 1974, Jilid 7, hal. 17I). Dan banyak lagi efek negatif dari pengaruh rezeki yang tidak halal.

(Jeki/Peduli)

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow