MEREKATKAN UMAT DENGAN SILATURAHIM

Apr 22, 2025 - 10:33
 0  16
MEREKATKAN UMAT DENGAN SILATURAHIM

Beberapa waktu yang lalu, umat Islam secara khusus dan bangsa Indonesia secara umum, telah disekat dan dikotak-kotakkan oleh afiliasi politik mereka masing-masing. Akibatnya, terjadi kerenggangan dan kesenjangan di tengah-tengah umat, yang jika hal itu dibiarkan tanpa ada upaya rekonsiliasi, maka dikhawatirkan akan mengantarkan pada disintegrasi dan bahkan kehancuran.

Bagaimanapun, umat harus disatukan kembali, jika mereka menginginkan dicapainya kesuksesan dan kejayaan, karena tidak ada kesuksesan dan kejayaan tanpa adanya persatuan. Dalam al-Quran dan sejarah Islam, kita melihat dengan jelas bagaimana kejayaan umat Islam ini dibangun di atas kuatnya tali persaudaraan, persatuan dan kesatuan, dalam bingkai keimanan.

Kita melihat bagaimana bangsa Arab yang pada awalnya hidup dalam pertikaian dan penindasan, di bawah sistem barbar, kemunduran dan keterbelakangan, setelah Islam turun di wilayah itu, maka tersimpullah tali persaudaraan dan persatuan di antara mereka, sehingga tidak lama setelah itu mereka bisa mengalahkan dua imperium besar yang ada pada saat itu.

Dalam al-Quran dinarasikan dengan jelas bahwa umat Islam periode awal meraih predikat sebagai “khaira ummah” (umat terbaik) setelah mereka dipersatukan dalam persaudaraan seiman, di mana sebelumnya mereka hidup dalam pertikaian yang berkepanjangan. Karena itu ayat yang menjelaskan predikat “khaira ummah” (QS. Ali Imran: 110) itu urutannya terletak setelah ayat tentang persatuan umat (QS. Ali Imran: 103).

Pada QS. Ali Imran: 110 Allah ﷻ berfirman: “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah ﷻ”. Namun sebelum itu, pada QS. Ali Imran: 103 Allah ﷻ berfirman: “Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah ﷻ, dan janganlah kalian bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah ﷻ kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah ﷻ mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah ﷻ, orang-orang yang bersaudara”.

Karena itu, dalam konteks hari ini, dengan melihat kondisi umat Islam yang sangat mengenaskan, di mana mereka ditindas oleh kekuatan-kekuatan asing tanpa ada umat Islam lain yang melakukan pembelaan semestinya, sebagaimana yang terjadi di Palestina, Burma, India, China, dan lain sebagainya, maka tentu mengikatkan kembali tali persaudaraan dan persatuan umat menjadi pekerjaan rumah paling urgen dan mendesak.

Tentu saja usaha ke sana harus dimulai dengan memperkuat landasan akidah dan keimanan yang kuat (kalimatin sawa’), yang dilanjutkan dengan mempertemukan simpul-simpul persaudaraan dan persatuan dengan instrumen syariat Islam, baik dalam bingkai ibadah (seperti shalat berjamaah), muamalah sosial (silaturahim, sedekah, dan semacamnya), hingga aspek politik kenegaraan (organisasi umat dan hubungan bilateral antar-negara Islam).

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Zainuddin Muslih, S.Pd verified-symbol "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis." ― Abu Hamid Al-Ghazali