MENJAGA KEBERKAHAN SILATURAHMI DI HARI RAYA IDUL FITRI

Hari Raya Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat ketakwaan. Dalam Islam, silaturahmi memiliki banyak hikmah dan keutamaan, terutama di hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Namun, bagaimana seharusnya kita memahami makna silaturahmi di Hari Raya? Apa saja hal yang perlu diperhatikan agar silaturahmi bernilai ibadah? Untuk menjawab pertanyaan itu, Majalah PEDULI telah berbincang dengan Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan, Ketua Pengajar Pondok Pesantren Al Fachriyah Al Habib Novel bin Salim bin Jindan Tangerang. Berikut transkrip selengkapnya:
Apa hikmah yang dapat kita ambil dari sunnah Silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri?
Pertama, kita lihat dari esensi puasa, Allah ﷻ memerintahkan kita untuk berpuasa. Tujuan utama puasa adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa. Oleh karena itu, Hari Raya disebut sebagai hari kemenangan; kemenangan bagi mereka yang berhasil menjadi orang yang bertakwa. Sebaliknya, bagi mereka yang gagal, hari raya bisa menjadi hari kesedihan dan kegagalan.
Lalu, apa makna silaturahmi? Saat kita bersilaturahmi, kita saling memberikan tahniah; mengucapkan selamat atas keberhasilan dalam mencapai ketakwaan. Oleh karena itu, terdapat ungkapan yang sering kita dengar: “Hari raya sesungguhnya bukanlah bagi mereka yang mengenakan pakaian baru, tetapi bagi mereka yang bertambah ketaatannya.” Artinya, hari raya adalah momentum bagi mereka yang telah berhasil meningkatkan ketakwaannya. Karena itu, kita dianjurkan untuk bersilaturahmi, saling mengucapkan selamat, dan merayakan keberhasilan dalam meningkatkan ketakwaan.
Apa hal yang patut kita perhatikan dalam bersilaturahmi agar kegiatan ini bernilai ibadah dan berpahala?
Silaturahmi, terutama dengan keluarga, memiliki pahala yang besar. Selain itu, kita dianjurkan untuk saling memaafkan dan peduli satu sama lain. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar silaturahmi tetap bernilai ibadah: Menjaga batasan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Menjaga lisan: hindari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), dan perkataan buruk lainnya. Jangan sampai dalam pertemuan kita justru merusak pahala yang telah dikumpulkan selama bulan Ramadhan.
Pesan Habib terhadap umat muslim berkenaan dengan momen idul Fitri dan silaturahim?
Jagalah semangat Ramadhan! Jangan biarkan hasil pembinaan selama Ramadan hilang begitu saja setelah Idul Fitri. Contohnya, selama Ramadan kita terbiasa bangun sebelum subuh untuk sahur dan ibadah. Setelah lebaran, jangan sampai kebiasaan baik ini hilang dan kita kembali kepada kebiasaan lama, seperti shalat subuh terlambat atau meninggalkan tahajud.






