RASULULLAH ﷺ TERLAHIR YATIM DAN SAYANG ANAK-ANAK YATIM

Disebutkan dalam tafsir al-Baghawi, menafsiri Surat Ad-Dhuha, ayat: 6-11, Allah ﷻ menegaskan anugerah besar terhadap Rasul-Nya – yang terlahir yatim, dan sayang terhadap anak-anak yatim. “Bukankah, engkau wahai Muhammad ﷺ terlahir dalam keadaan yatim dan faqir. Ditinggal wafat ayahmu dalam keadaan tidak punya harta benda dan tidak ada yang melindungimu. Lalu aku (Allah) menjamin perlindunganmu, melalui perawatan pamanmu, Abi Thalib yang sangat sayang padamu… maka janganlah engkau menyianyiakan anak yatim. Jangan mendzalimi harta mereka (sebagaimana biasanya orang-orang arab mendazalimi harta anak-anak yatim) yang lemah tidak punya perlindungan.” 

Sehingga Rasulullah ﷺ betapa sangat perhatian dan sayang terhadap anak-anak yatim. 

Lalu Rasulullah ﷺ memberikan teladan bagaimana menyayangi anak-anak yatim itu.  

Ketika sepupu Rasulullah ﷺ, Ja’far bin Abu Thalib terbunuh dalam peperangan Mut’ah, baginda sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah Ja’far dan menjumpai istrinya, Asma bin Umais yang sedang membuat roti, memandikan anak-anak dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak Ja’far.” Ketika mereka datang, beliau menciuminya sambil meneteskan air mata.

Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya. “Wahai Rasulullah ﷺ, apa gerangan yang menyebabkanmu menangis? Apakah sudah ada berita yang sampai kepadamu mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawannya?”

Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari ini ditimpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga banyak perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Rasulullah ﷺ kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “Janganlah kalian melupakan keluarga Ja’far, buatlah makanan untuk mereka karena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian Ja’far.”

Itulah kasih sayang Rasulullah ﷺ terhadap anak-anak yatim.