RASULULLAH MENDIDIK ANAK KECIL YANG BANDEL

Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, ibu Anas membawa putranya yang masih kecil dan yatim menghadap Rasulullah. Ummu Sulaim bermaksud menghadiahkan putranya yang usia 10 tahun itu sebagai pelayan untuk Rasulullah. “Wahai Rasulullah, ini adalah Anas, pembantumu yang akan melayanimu. Maka berdoalah kepada Allah untuknya'" 

Sewaktu kecilnya, Anas bin Malik memiliki dunianya sendiri, gemar bermain dan agak bandel. Andaipun disuruh melakukan sesuatu, tanpa segan ia mengatakan, “tidak”, meski yang menyuruhnya adalah Rasulullah. Ini bukan hal yang aneh, karena begitulah anak kecil. 

Mendengar kalimat, “aku tidak akan pergi melakukannya,” Rasulullah tidak menampakkan kemarahan, berwajah masam dan menghardiknya dengan keras, tapi meninggalkannya. Baru kemudian, ketika beliau menjumpai Sayyidina Anas di pasar, beliau memegang tengkuknya dan berkata, “Wahai Anas, pergilah sebagaimana yang kuperintahkan kepadamu tadi.” Dan Sayidina Anas menjawab, “Baik, aku akan pergi melaksanakannya, ya Rasulullah.”

Rasulullah menunjukkan teladan yang baik terhadap anak kecil. Dengan wajah yang menawan, beliau sama sekali tidak menunjukkan kemarahan. Rasulullah juga memberikan toleransi jeda waktu. Ketika perintahnya ditolak, beliau memberinya waktu yang longgar agar ia tidak merasa tertekan. 

Anak kecil tentunya berbeda dengan orang dewasa. Bagi anak kecil, ancaman dirasakan sebagai tekanan, karena fitrahnya memang suka bermain-main. Karena itu, selama sepuluh tahun melayaninya, Rasulullah tidak pernah sekalipun berkata kasar dan menyalahkannya. 

Sayyidina Anas bercerita, ”Aku melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sepuluh tahun. Tidak semua pekerjaanku sesuai dengan perintah beliau, tapi beliau tidak pernah berkata kepadaku, “ah/aduh”, dan tidak pernah juga berkata padaku, “kenapa kau lakukan ini?” dan “kenapa tidak kau lakukan ini?”

Sejak kecil Anas telah menjadi khadim yang melayani berbagai keperluan Rasulullah. Anas hidup dalam pendidikan dan penjagaan Rasulullah sampai Rasulullah meninggal.

~ Sumber: Adz-Dzahabi, Siyar A’lâm al-Nubalâ’, dan Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW.