MERAIH PAHALA JARIYAH DENGAN MENJADI ORANG TUA ASUH

Berawal dari informasi yang didapat dari ketua LAZ Sidogiri Cab. Sumenep soal program orang tua asuh, Moh. Lutfi beserta beberapa rekan anggota komunitas Ikatan  Alumni  santri Sidogiri (IASS) Sumenep kini turut serta menjadi orang tua anak asuh LAZ Sidogiri. 

Dalam program tersebut donatur berkesempatan untuk membantu biaya pendidikan anak asuh LAZ Sidogiri, secara berkesinambungan selama menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Sidogiri. Anak asuh yang dipilih untuk dibiayai juga dapat ditentukan, melalui usulan donatur secara pribadi. “Begitu dengar info itu kami langsung tertarik untuk ikut jadi peserta,” tutur Lutfi.

Usai perbincangan singkat perihal keikutsertaan program anak asuh LAZ Sidogiri, Lutfi dan kawan-kawan bergegas melakukan survei untuk mengusulkan nama anak asuh asal daerah mereka untuk diberangkatkan mondok di Pondok Pesantren Sidogiri (PPS).

Program anak asuh ini, lanjut Lutfi, merupakan program yang sangat bagus dan menarik untuk diikuti. “Kalau kita jadi orang tua asuh, kita bukan hanya bisa bersedekah secara rutin kepada kaum dhuafa. Bahkan itu bisa jadi amal jariyah, karena ilmu yang didapat anak asuh akan terus diamalkan dan pahalanya terus mengalir setelah kita tiada,” ucap pria kelahiran Sumenep 38 tahun silam tersebut.

Adapun mengenai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan LAZ Sidogiri, Lutfi menilai sudah baik dan tepat sasaran. Lebih dari itu sebagai alumni Pondok Pesantren Sidogiri, ia merasa beruntung bisa menjadi bagian pesantrennya dalam upaya memajukan pendidikan diniyah. “Bagi saya LAZ Sidogiri bukan hanya sebagai  lembaga sosial yang amanah, tapi juga media penyambung antara alumni dengan masyayikh pondok Sidogiri,” terangnya.

Lutfi berharap kedepan LAZ Sidogiri menjadi lembaga amil zakat yang bertaraf nasional (BAZNAS), sehingga dengan demikian kiprah LAZ Sidogiri kian meluas dan menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.