TAHUN BARU DENGAN SEMANGAT BARU

Tidak lama lagi kita akan menutup lembaran tahun ini dan beralih membuka lembaran baru di tahun yang baru. Tentu ini adalah momentum tahunan yang senantiasa menyuguhkan sensasi tersendiri kepada kita, dengan perasaan, hasrat, dan semangat masing-masing orang yang tentu saja berbeda-beda.
Sebagian besar orang hanya sekedar bergembira semata, larut dalam euforia dan hingar-bingar perayaan malam tahun baru, dan mengisinya dengan begadang semalam suntuk, menunggu tengah malam tiba, dan mengisinya dengan bersenang-senang, membuang-buang waktu, dan menghabiskan uang, untuk sesuatu yang sebenarnya tidak jelas manfaatnya.
Namun sebagian yang lain, dan ini jumlahnya tidak banyak, berusaha mengisi momentum pergantian tahun dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Setidaknya, secara global ada dua hal yang perlu kita lakukan terkait dengan momentum pergantian tahun ini, sebagai berikut:
Pertama, kita melakukan flashback, melihat kembali perjalanan hidup dan aktivitas kita selama satu tahun terakhir; lebih banyak mana yang kita lakukan antara hal-hal yang positif dan hal-hal yang negatif? Sudah seberapa banyak manfaat-manfaat yang kita berikan kepada orang lain, terkait dengan aktivitas yang kita lakukan sepanjang tahun itu.
Hal ini bisa kita sebut dengan muhasabah, yang gunanya adalah untuk meningkatkan hal-hal positif yang kita lakukan pada tahun sebelumnya, agar kualitas dan kuantitasnya bisa kita tambah pada tahun yang baru ini. Begitu pula, dengan mengetahui kekurangan-kekurangan yang kita perbuat pada tahun yang lama, kita bisa tahu apa yang perlu kita perbaiki, perlu kita tambal, atau setidaknya kita minimalkan pada tahun baru yang akan kita jalani.
Kedua, adalah melakukan perencanaan yang matang, mapping yang benar-benar tertata rapi dan terukur, untuk menargetkan pencapaian-pencapaian dan berbagai prestasi yang mesti diraih pada tahun yang baru nantinya, serta mengantisipasi kekeliruan, kesalahan, dan kegagalan yang pernah terjadi pada tahun yang telah dijalani sebelumnya.
Suatu misal, pada tahun yang lama kita telah menunaikan kewajiban-kewajiban yang diperintah oleh agama, seperti membayar zakat. Kita juga telah memenuhi berbagai kewajiban yang dibebankan oleh negara, seperti membayar berbagai macam pajak. Maka yang perlu ditingkatkan pada tahun baru nantinya adalah semangat untuk meningkatkan kualitas infak, sedekah, serta amaliah-amaliah sunah yang lain.
Semisal pada tahun sebelumnya setelah berzakat dan membayar pajak kita menyedekahkan uang kita secara akumulasi sebesar sepuluh persen, maka pada tahun baru ini nantinya kita bertekad untuk bersedekah secara akumulasi sebesar lima belas atau dua puluh persen dari total kekayaan kita. Atau kita bertekad mewakafkan harta yang ini atau yang itu, sebagai amal jariah yang pahalanya akan terus mengalir tanpa henti, kendati kita telah menutup usia nantinya.
Dengan melakukan perencanaan seperti ini, insya-Allah kita akan menjalani tahun baru dengan semangat baru yang benar-benar positif, dan bermanfaat baik bagi diri kita maupun orang lain.






