SANTRI IQ RENDAH YANG MENJADI ULAMA BESAR

Kisah berikut ini disebutkan dalam kitab Kunuz as-Sa’adah al-Abadiyah fil-Anfasil Aliyah al-Habsyiah karya Imam Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsy. Bagi para santri pesantren, kisah ini sudah tidak asing lagi. Kisah seorang ulama yang masa mondoknya paling bodoh. Tetapi berkat kesungguhannya, ia mampu menjadi ulama besar.
Ulama itu adalah Ibnu Hajar al-Haitami. Alkisah, Ibnu Hajar kecil merupakan seorang santri yang sangat bodoh. Ia belajar pada gurunya sampai beberapa tahun lamanya, namun masih saja belum bisa menghafal ilmu, hingga akhirnya sampailah pada momen putus asa.
Dengan restu Sang Guru, Ibnu Hajar pun memutuskan pulang ke rumah. Sementara di tengah perjalanan, hujan turun sangat lebat, yang memaksa dirinya untuk berteduh dalam sebuah gua. Karena hujan tak kunjung reda, akhirnya ia memutuskan untuk lebih masuk ke dalam gua sembari duduk tenang di dalamnya.
Pada saat itu, terdengarlah suara-suara dari sebuah tempat yang cukup membuatnya penasaran. Ternyata, sumber suara itu berasal dari sebuah gemericik air yang menetes pada sebongkah batu yang sangat besar. Sementara batu yang ditetesi air itu berlubang cukup besar, sangatlah mungkin disebabkan tetesan air yang bertahun-tahun tidak pernah berhenti.
Melihat kejadian tersebut, Ibnu Hajar merenung dan memikirkan batu yang berlubang cukup besar itu. Bahwa “batu yang besar dan keras pun lama-lama berlubang hanya dengan tetesan air. Sementara kenapa aku kalah dengan batu itu? Padahal akal dan pikiranku tidak sekeras batu.”
Setelah merenungkan kejadian tersebut, akhirnya Ibnu Hajar memutuskan untuk kembali belajar kepada Sang Guru. Semangatnya tumbuh lagi untuk belajar lebih giat.
Usahanya itu tidak sia-sia. Ibnu Hajar menjadi orang alim, bahkan dapat melahirkan berbagai karya-karya besar yang banyak dipelajari di pesantren seluruh dunia.






