REZAKI TIDAK HALAL PENYEBAB PUTUSNYA HUBUNGAN FAMILI
وقد عمت في هذا الزمان قطيعة الأرحام وقلة المبالاة بصلتهم وتعهدهم ولعل السبب فيما حدث وعم العباد والبلاد من ضنك المعاش وضعف الأرزاق وقلة ذات اليد هي القطيعة الأرحام التي قد فشت وانتشرت في هذه الأيام
“Sungguh telah banyak di zaman ini putusnya hubungan famili, ketidak-pedulian terhadap hubungan famili. Di antara penyebabnya adalah apa yang telah terjadi dan merata pada banyak orang di seluruh penjuru, yaitu tidak halalnya rezeki yang mereka peroleh, dan lemahnya kondisi ekonomi mereka, serta ketidakpedulian diantara mereka. Inilah yang menyebabkan putusnya hubungan famili yang merambah di zaman ini.“
~ An-Nashâih ad-Dîniyyah wal-Washâyâ al-Imâniyyah karya al-Imam al-Arif Billah Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad al-Hadrami asy-Syafi’i.
***
Al-Imam al-Arif Billah Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad sangat mewanti-wanti pentingnya mencari rezeki yang halal, baik, serta membawa berkah. Karena dengan rezeki yang tidak halal akan menyebabkan banyak malapetaka baik zhahir maupun batin. Diantaranya adalah menjadi penyebab putusnya hubungan famili. Selain menjaga rezeki yang halal, juga penting menjaga kepedulian dari keluarga yang kaya terhadap sanak familinya yang kekurangan. Karena ketidak pedulian ini juga menjadi penyebab renggangnya hubungan famili.
“Rasulullah saw. bersabda: Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak peduli lagi dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.” (H.R. Bukhari)
Berbicara mengenai halal-haram, sesungguhnya halal-haram tidak hanya mencakup makanan dan minuman yang kita konsumsi, akan tetapi lebih dari itu, halal-haram merupakan persoalan kehidupan manusia secara keseluruhan. Sebagaimana firman Allah swt. yang tertulis di dalam Q.S. Al Baqarah [2] : 172.
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa memperoleh harta dengan cara dosa, lalu ia menggunakannya untuk menjalin silaturahmi, bersedekah, atau kepentingan di jalan Allah, niscaya Dia akan menghimpun semua hartanya itu lalu melemparkannya ke dalam neraka” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah saw. bersabda, “Mencari sesuatu yang halal adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (H.R. Al-Thabarani dari Ibnu Mas’ud). Kewajiban ini di era sekarang pada akhirnya telah dicemari oleh beberapa syubhat dan transaksi-transaksi yang tidak sesuai syariat. Sehingga sebagian dari kita yang tidak mau benar-benar berpikir dan berusaha selalu beranggapan bahwa mencari sesuatu yang murni halal adalah suatu hal yang sulit, dan akhirnya mereka menghalalkan segala cara dalam memperoleh keinginan duniawi.
Padahal jika kita mengetahui, halal-haramnya makanan yang masuk ke tubuh kita akan berpengaruh terhadap kedekatan kita dengan Allah swt. Kedekatan ini yang nantinya akan berpengaruh terhadap doa-doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Dengan demikian, kita bisa memahami bahwa pengaruh kehalalan sangat besar terhadap kualitas hubungan dan kedekatan kita dengan Allah swt.—yang juga berpengaruh dengan kualitas hubungan dengan sanak famili dan kolega kita.
(Jeki | Peduli)


