KISAH IMAM MALIK MENGOBARKAN SEMANGAT SANTRINYA

Imam Yahya bin Yahya menceritakan percakapan pertamanya dengan guru tercintanya Imam Malik bin Anas ra. Imam Yahya bin Yahya (wafat 848 M) adalah ulama asal Andalusia yang mengembangkan mazhab Maliki di sana.
“Siapa namamu, wahai anak muda?” tanya Imam Malik ra saat Imam Yahya remaja menghadiri pertama majelis ilmu gurunya itu.
“Semoga Allah memuliakanmu wahai guruku. Namaku Yahya,” jawabnya yang saat itu merupakan santri termuda.
“Semoga Allah menghidupkan hatimu. Kamu harus sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Aku akan menceritakan kepadamu sebuah kisah yang dapat membakar semangatmu dalam menuntut ilmu,” kata Imam Malik ra.
“Suatu hari seorang remaja asal negeri Syam tiba di kota Madinah. Ia menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Tapi Allah memanggilnya. Aku belum pernah melihat jenazah yang begitu eloknya di kota Madinah ini. Ulama Madinah berkumpul untuk menshalatkan jenazahnya. Masyarakat pun ikut berduyun untuk mengantarkan jenazahnya ke pemakaman.
Tiga hari setelah pemakamannya, salah seorang wali Allah di kota Madinah bermimpi melihatnya sebagai remaja dengan pakaian putih indah mengenakan serban hijau dan menunggang kuda kelabu yang sangat bagus turun dari langit dan menuju kepada sang wali.
“Apa yang mengantarkanmu ke derajat yang begitu mulia ini?” tanya wali Allah.
“Allah memberikanku satu derajat yang begitu tinggi di surga atas setiap bab dalam satu disiplin ilmu yang kupelajari. Namun demikian, derajat-derajat yang begitu tinggi itu tetap tidak membuatku sederajat dengan para ulama. Tetapi Allah yang maha pemurah berkata kepada malaikat, ‘Tambahkan derajat itu kepada ahli waris para nabiku. Aku telah menetapkan dalam diri-Ku bahwa siapa saja yang wafat dalam kondisi memahami sunnah-Ku dan sunnah para nabi-Ku, atau dalam keadaan menuntut ilmu terkait dengannya, niscaya Kukumpulkan mereka dalam satu derajat yang sama.’”
Ketika pagi hari, orang yang dikenal wali Allah ini terjaga. Ia menceritakan mimpinya hingga akhirnya kabar tersebut menyebar luas ke seantero kota Madinah.
Kepada Yahya remaja, Imam Malik RA mengatakan, “Dulu di kota Madinah ini terdapat sekelompok santri-santri yang gemar menuntut ilmu. Seiring waktu semangat mereka dalam menuntut ilmu mengendur hingga berhenti sama sekali. Setelah mendengar kabar dari wali Allah tersebut, mereka kembali menuntut ilmu dengan semangat dan sungguh-sungguh. Wahai Yahya, bersungguh-sungguhlah kamu dalam masalah ini.”
~ disarikan dari Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya li-Sayyid Bakri Syatha ad-Dimyathi






