IMAM AHMAD BIN HANBAL: ULAMA BESAR YANG YATIM SEJAK KECIL


    422 kali

 

Imam Ahmad bin Hanbal lahir di Bagdad pada bulan Rabiul Awal 164 H./November 780 M. pada masa perintahana al-Ma’mun. Ayahnya bernama Muhammad ibn Hanbal asy-Syaibani. Sedangkan Ibunya bernama Safiyyah binti Maimunah binti ‘Abd al-Malik bin Sawadah ibn Hindun asy-Syaibani.

 

Beliau sudah yatim sejak kecil dan diasuh ibunya seorang diri. Karena itu beliau mengalami keadaan hidup yang berat. Kefakiran Imam Ahmad mejadikannya tidak segan mengerjakan pekerjaan apapun. Beliau pernah membuat dan menjual baju, menulis, memungut gandum sisa panen dan pengangkut barang.

 

Walau demikian, sejak masa kecil Imam Ahmad yang fakir dan yatim itu telah dikenal sebagai orang yang sangat mencintai ilmu. Beliau mulai belajar ilmu-ilmu ke-Islaman seperti al-Qur’an, al-Hadist, bahasa Arab dan sebagainya kepada ulama-ulama di Bagdad.

 

Tekadnya untuk menuntut ilmu dan menghimpun hadits mendorongnya untuk mengembara ke pusat-pusat ilmu ke-Islaman seperti Basrah, Hijaz, Yaman, Makah, dan Kufah. Beliau bertemu dengan beberapa ulama besar seperti ‘abd ar-Razzaq ibn Humam, ‘Ali ibn Mujahid, Jarir ibn ‘Abd al-Hamid, Sufyan ibn ‘Uyainah, Abu Yusuf Ya’kub ibn Ibrahim al-Ansari, Imam Syafi’i dan lain-lain. Pertemuannya dengan Imam Syafi’i itulah yang kemudian menjadikan beliau menjadi ulama besar pada masanya.

 

Sebagai ulama besar Imam Ahmad tidak luput dari berbagai cobaan. Cobaan terbesar yang dialaminya adalah pada masa pemerintahan al- Ma’mun, al-Mu’tasim, dan al-Wasiq. Tidak sedikit ulama yang dianiaya lantaran bersebrangan dengan penguasa, tak terkecuali Imam Ahmad. Beliau lebih memilih disiksa dan dipenjara dari pada harus mengakui bahwa al-Qur’an adalah makhluk, hingga meninggal dunia pada 12 Rabi’ul Awal 241 H/31 Juli 855 M.

 

~ Sumber: Biografi Serangkai Empat Imam Mazhab, h. 251, Ibn Hanbal Hayatuhu wa ‘Asruhu ‘Ara’uuhu wa Fiqhuhu, h. 46, dll

 

Bagikan melalui:

Tags

Kisah